Filed under: Renungan
Kita sudah belajar terbang diudara seperti burung
Dan belajar berenang didasar laut seperti ikan
Sekarang yang harus kita pelajari adalah
Berjalan didunia sebagai manusia
Ini adalah proses dimana kita belajar
Mencintai hidup dengan hati yang tulus
Belajar lebih manusiawi
Dari waktu kewaktu
– Charles Kingsley –
======================================================== Guruku kali ini adalah pengalamanku yang saat ini sedang kuikat dan kutata agar menjadi ilmu yang bercahaya (bermanfaat) untuk diriku dan mudah – mudahan dapat bermanfaat juga bagi orang lain. Dan guruku itu adalah “SEBUAH SKENARIO SEORANG SAHABAT.”
Seorang sahabat yang kukira dapat dengan tulus menjagaku dan mengingatkanku saat aku berjalan pada arah yang salah. Sahabat yang telah kuanggap sebagai saudara yang sebenarnya, yang bersamaku dan merugikan dirinya untuk memberi manfaat. Dan apabila terjadi musibah ia mendatangiku. Ia korbankan dirinya untuk menolongku.
Aku adalah seorang yang terlalu naïf dengan beranggapan bahwa budi dan cinta kasih yang tulus pada sahabat – sahabatku yang ada didunia nyata dan realita sama. Sebuah pemikiran dan anggapan dari kebodohan yang terlalu naïf. Aku tidak tahu bahwa tidak semuanya orang berpikiran sama denganku. Bahwa persahabatan dimanapun sama berdasarkan atas dasar kepengertian dan kepercayaan, semua memakai hati. Karena bagaimana bisa kita merasakan kesedihan dan kegembiraan mereka, bila kita tidak berempati/bersimpati atas kesusahan maupun kesedihan mereka. Dan bagaimana bisa kita memberikan saran dan dukungan bila kita sendiri tidak peduli pada mereka. Sampai pada akhirnya seorang sahabat dari dunia maya mengajarkannya padaku melalui “SKENARIOnya.”
Aku yang diam – diam menginjak bayangan dan menapaki kembali jejak – jejak dari sahabat – sahabatku disaat pertemuan terjalin. Menyimpan, memotret dan mengikatnya menjadi buah pikiran yang hidup untuk mati kedalam kata – kata, dan kurombak menjadi sesuatu yang hidup dalam sebuah kisah yang menggerakkan diriku, “TO BE A BETTER ME.”
Maka saat seorang sahabat membuat dan memainkan skenarionya, untuk membuatku dan bidadari lainnya terperangkap. Aku bersyukur karena aku dapat melihat jelas bayangannya dan menyatukan satu – satu jejak yang ditinggalkannya. Bukan suatu pelajaran hidup yang dapat dengan mudah kudapat dalam satu malam. Terimakasih sahabat, itu mengajarkan banyak untukku tentang arti sebuah INSTUISI dan NURAINI. Bahwa kita selamanya tidak bisa mengabaikan begitu saja INSTUISI dan membuang hati NURANI.
Sahabat, saat kau membuat scenario perangkap itu dan dengan bangganya kau menyebutnya sebagai BAKAT SEORANG AKTOR atau lebih tepatnya “SI PEMBOHONG ULUNG.”
Apakah hatimu merasa senang ???
Saat dengan tidak kalah sombongnya kau keluarkan ALIBI-ALIBI YANG MENYESATKAN untuk sebuah permainan yang bisa kau karang seperti skrip sinetron.
Apakah hatimu merasa puas ???
Tak terpikirkanlah olehmu sahabat, aku dan bidadari lainnya yang akan, telah, dan sedang kau bohongi adalah sama, seperti IBU yang melahirkanmu dengan taruhan nyawa, seperti ISTRI/ KEKASIHmu, sama seperti SAUDARA PEREMPUANmu dan mungkin sama dengan ANAK PEREMPUANmu yang harus kau jaga dan lindungi kehormatannya. SAMA-SAMA SEORANG WANITA, bilakah mereka diposisiku dan bidadari lainnya. “Bagaimanakah perasaanmu ?” Bukankah pertanyaan itu sering kali kutanyakan padamu ?
“Selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskan, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan-kebaikan kepada para wanita.”
(Al Bukhari, dari Abu Hurairah)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Dan mereka yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.”
(Al ‘Ashr 1-3)
Sahabat, saat kau katakana kau dapat mengerti dan memahami wanita. Tahukah kau, kau tidak benar-benar mengerti dan memahami wanita. Bila kau mengerti dan memahami maka kau takkan pernah mencoba dan memjadikan mereka sebagai sebuah objek. Bila kau mengerti tentunya kau akan menjaga dan melindungi kehormatan mereka dengan kebaikan-kebaikan.
Sahabat, saat kau bilang aku dan kau memiliki prinsip hidup yang sama. Tahukah kau bahwa kau dan aku memiliki prinsip yang sangat berbeda. Aku tidak akan pernah mencoba mempertaruhkan nilai kepercayaan orang lain terutama sahabat-sahabat terhadapku dengan membuat kebohongan-kebohongan dari dasar keegoisan diri sendiri walaupun atas nama “PEMBUKTIAN PRADUGA” Astagfirullah al azhim. Suatu pemikiran dari kedangkalan iman. Semoga Allah selalu melindungiku dan menunjukkanku jalan yang lurus (amien).
Sahabat apa yang ingin kau buktikan dari PRADUGAmu ???
Yang aku dapat lihat sekarang adalah kau membuktikan bahwa kau memiliki jiwa yang sakit. Jiwamu penuh dengan debu-debu dan sampah-sampah hati, maaf karena aku mengatakan ini.
Mungkin aku terperangkap karena kenaifanku. Tapi kau terperangkap dalam scenario dunia maya yang kau ciptakan sendiri. Kau memulai satu kebohongan dengan kebohongan lainnya, kebohongan itu terus bertambah. Dan mungkin tanpa kau sadari kau telah kehilangan dirimu yang sebenarnya (Inna lillahi wa inna illahi rojiun).
Kau mungkin tak kan berpikir bahwa sebagaimanapun cermatnya scenario seorang anak manusia. Takkan pernah bisa mengalahkan scenario Sang Pencipta, Dialah yang dapat menunjukan kebenaran pada orang-orang yang dikehendakiNya.
Sahabat, saat kau minta untuk mengembalikan kepercayanku dan bidadari lainnya terhadapmu. Bukankah kau bilang dengan sadar bahwa ‘Nilai kepercayaan orang terhadapmu sedang dipertaruhkan ?? Mengapa kau kini minta kembali semua itu ???. (Maaf “KEPERCAYAAN” bagiku bukanlah hal yang murah).
“Maafkan aku…. “ katamu, saat kau akhiri SKENARIO permainanmu.
“Agar aku bisa tenang dan bisa tersenyum lagi.”
Bilakah kau meminta maafku, maka aku akan memaafkanmu agar kau bisa tenang dan tersenyum kembali. Karena aku menyadari bahwa akupun manusia biasa yang mempunyai khilaf dan maafku hanyalah setetes dari lautan maafNya.
Terimakasih sahabat atas pelajaran yang kau berikan. Aku telah banyak belajar dan mengambil hikmah dari pelajaran ini.
Aku hanyalah segelintir debu dibandingkan kuasaMU, Ya Rabbi…
Kini kumengerti untuk tidak terlalu mempercayai apapun didunia ini, kecuali Engkau.
Alhamdullilah telah kutemukan semua petunjukMU dalam berbagai cara.
Aku yang memandang dari dalam lubuk hati
Mencari-cari rahsia yang katanya tersembunyi
Aku yang melihat alam meliputi
Ujud menyertai lalu kupindahkan alam ke dalam mata hati
Aku hakiki aku mengerti segala yang terjadi di langit dan dibumi
Gunanya tiada fantasi pelik dan benar qada dan qadar
Kau berilahku kekuatan agar dapatku hindarkan segala kesesatan
Usah kau biarkan nafasku terliur
Dari pandangan majazi ini
Aku yang bodoh lagi hina amat benar merindui
Moga cahaya lelatu tak membutakan mataku
Semoga segala puji takku meninggi diri
Moga segala janji dapat juga ku penuhi
Moga dapat ku hadang tikaman dari belakang
Lidah setajam pisau
Ku tidak akan risau
Dengan dugaan cabaran
Sepanjang perjalanan ku pasrah ku akur
Ult li albi bissaraha (Aku membuka hatiku dengan kejujuran)
Hayya nab’idil karaha (Hindarilah kebencian dan dendam)
Syakkireena a’ kulli na’ma (Marilah kekalkan syukur dengan apa yang kita ada)
Ba’ ideena anil fattana (Hindarilah segala penipuan dan dosa-dosa)
Sujudku pun takkan memuaskan inginku
untuk haturkan sembah sedalam kalbu
Adapun ku sembahkan syukur kepada Mu Ya Allah
Alhamdullilah… Alhamdullilah…. Alhamdulillah…..
=================================================== Untuk sahabat-sahabatku yang mengingatkanku, yang membuka pemikiran dan matahatiku. Terimakasih atas peringatan dan nasihat-nasihat kalian tentang DUNIA MAYA.
6 Comments so far
Leave a comment
One word: “D.A.L.E.M”
Comment by gigi June 25, 2007 @ 2:32 amGila, lebih menusuk dari yg gue buat! Lo bener2 pahlawan gue. Semoga pelajaran buat kita ini, bener2 kita hayati sehingga tdk prlu di dpnnya jatuh di lubang yg sama. Tuhan berkati elo beserta iman lo yang cantik.
Love u.
Thanks, lil sis!!!
Comment by lemez June 25, 2007 @ 2:44 amBukankah org Pintar belajar dari pengalamannya sendiri dan orang bijak belajar dari pengalaman orang lain. Doain gw, untuk menjadi manusia yg lebih baik dan lebih manusiawi lagi.
Love u too…
Cek cek cek…., met belajar ya.. yang pasti saya juga kayanya perlu banyak belajar sm kamu…. sip.
Comment by dapriyadi June 26, 2007 @ 6:11 amIt’s emotional punch.
Comment by may June 27, 2007 @ 9:04 amDapet pelajaran yang bagus dari sini. Tengkyu…tengkyu..
Waah numpang tidur bentar ya… wuiih makin canggih neh blog nya 🙂
Comment by on2hood July 1, 2007 @ 11:54 amow sis, langsung nyusun bahasan oke yach 🙂 Baguz….makasih juga buat ilmunya 😀
Comment by liezmaya July 4, 2007 @ 1:53 pm