“Nyanyian Taman Sunyi……”


SAAT HUJAN…..
June 18, 2007, 8:00 am
Filed under: Ngalor Ngidul

Kutingalkan
sebuah asa
pada seseorang
yang dulu
menungguku
dibawah rinai hujan
sendirian
….. dan kedinginan
===================================================
Hujan hari ini membawaku kembali pada sebuah kenangan. Pada seseorang yang dulu setia menungguku dibawah rinai hujan. Entahlah ini sebuah kebetulan atau memang telah menjadi skenario-Nya. Banyak sekali kenangan bersamanya… “SAAT HUJAN.”

Kali pertama dia menyapaku adalah saat hujan sore hari yang menyirami bumi. Seperti kali pertama dia memberikan kesan dihati. Walau cukup singkat, tapi taman hatiku mulai bersemi… ‘SAAT HUJAN.”

Itu kali pertama kami berbicara, tapi itu juga kali terakhir aku mau berbicara dengannya. Bukan karena dia tidak lagi mau mencoba menyapaku, sudah cukup sering dia mencoba menyapaku kembali. Tapi aku….., aku hanya memandangnya dan berlalu. Ada banyak alasan bagiku untuk menghindari pesonanya.

Aku cukup senang walau hanya memandangnya dari jauh, melihat dan merasakan keindahannya. Aku tidak berani mengartikan setiap pandangannya padaku setiap kali kami bertemu. Tapi aku menyadari satu hal, dia selalu menunggu ditempat yang sama, tempat dimana aku bisa memandangnya dan dia memandangku.

Hingga pada suatu masa, saat dimana kita benar-benar tidak akan pernah berjumpa lagi. Sore itu seperti kali pertama dia menyapaku, tapi kali ini dia hanya memandangku. Pandangan yang sangat sulit sekali kuartikan.

“Terlukakah kau karenaku….. ?.”

Aku tidak bisa melupakan pandangan itu, pandangan dari seorang lelaki dibawah rinai hujan. Kenangan terakhir bersamanya … “SAAT HUJAN.”

Maaf….. telah terlanjur kutanam benih kebencian dihatimu.
Kusadar ada furqon antara kita.
Masih tersimpan jelas dalam kenangan
atas segala sumpah serapahmu,
dari lirikan sinismu pada jalanku.

Perlahan kurapatkan jaketku, tak kuhiraukan rintik hujan yang membasahi. Dan kubiarakan angin malam mempermainkan jilbabku. Aku terus melangkah, kubiarkan diriku menyatu dengan rintik hujan, merasakan dingin dari tetesan lembutnya.

Sudah banyak hujan yang telah berlalu. Tapi kau masih disana disudut hatiku.
Terimakasih lelakiku, yang setia menunggu “SAAT HUJAN” dimanapun kau berada saat ini. Maafkan aku, semakin jauh meninggalkanmu…..